Rabu, 24 Februari 2010

PostHeaderIcon Waktu Gempa, Al Qur’an dan Agenda ke Depan

Belakangan ramai di milis dan SMS mengenai kaitan waktu gempa yang terjadi di Indonesia dengan ayat Al Qur’an berdasarkan waktu gempa tersebut.
Berikut beberapa kejadian gempa dan kaitannya dengan Al Qur’an :
- Gempa Aceh 26 Dec 2004 pukul 07:58 pagi
QS 7:58 : “The good land readily produces its plants by the leave of its Lord, while the bad land barely produces anything useful. We thus explain the revelations for people who are appreciative.”
- Gempa Jogja 27 Mei 2006 pukul 05.55 pagi
QS 5:55 “Your guardian can be only Allah; and His messenger and those who believe, who establish worship and pay the poor-due, and bow down (in prayer).”
- Gempa Padang (M6,4) Selasa, Maret 6, 2007 pukul 10:49:39 pagi
QS 10:49 “Say: I have no power to hurt or benefit myself, save that which Allah willeth. For every nation there is an appointed time. When their time cometh, then they cannot put it off an hour, nor hasten (it).”
Gempa Bengkulu (M8.4) Rabo, September 12, 2007 pukul 06:10 sore
QS 18:10 ” When the young men fled for refuge to the Cave and said: Our Lord! Give us mercy from Thy presence, and shape for us right conduct in our plight.”

- Gempa Tasikamalaya (7.3 SR) 2 September 2009 pukul 15:04
QS 15:04 “And We destroyed no township but there was a known decree for it.”
- Gempa Padang & Pariaman (7.6 SR) 30 September 2009 Pukul: 17:16
QS 17:16 “And when We would destroy a township We send commandment to its folk who live at ease, and afterward they commit abomination therein, and so the Word (of doom) hath effect for it, and we annihilate it with complete annihilation”
- Gempa susulan Padang & Pariaman (6.2 SR) 30 September 2009 Pukul: 17:38
QS 17:38 “The evil of all that is hateful in the sight of thy Lord.”
- Gempa Sungai penuh Jambi (7.0 SR) 1 Oktober 2009 Pukul: 08:52
QS 8:52 “(Their way is) as the way of Pharaoh’s folk and those before them; they disbelieved the revelations of Allah, and Allah took them in their sins. Lo! Allah is Strong, severe in punishment.”
Keterangan : M = Magnitudo, SR = Skala Richter
Inti dari terjemahan ayat Al Qur’an di atas dengan penafsiran dalam konteks negara Indonesia adalah bahwa Alloh SWT sang Penguasa Alam Semesta memberi peringatan kepada Indonesia untuk menjauhi segala kemaksiatan. Dan mengapa hal ini diingatkan karena Indonesia MEMANG dalam kondisi ‘kemaksiatan” tersebut. Bila perilaku ‘jahiliyah’ ini tidak dihindari maka azab akan diturunkan. Sebuah negara akan dihilangkan.
Korelasi di atas akan membuka polemik yang berkepanjangan. Menurut hemat saya, akan terlalu banyak energi yang dihabiskan bila kita menuntaskan polemik pemahaman atas fenomena alam dengan makna metafisis yang terkandung dalam ajaran agama. Selama ini ruang media yang tersebar telah menghabiskan banyak ”resources” untuk memahami hal itu. Debat hingga berbusa-busa, dan justru membuahkan polemik baru. Untuk kemudian hilang dalam beberapa hari setelahnya.
Gempa Sumatera Barat
Sebenarnya gempa di Sumater Barat (30/9) telah diramalkan 2 tahun sebelumnya (AFP, 19 Nov 2007). Christophe Vigny, ilmuwan dari National Centre for Scientific Research (CNRS) mewanti-wanti bahaya atas kota Padang dikarenakan “It is the subduction zone that is of greatest concern: friction undersea between the descending Indo-Australian plate and the Eurasian tectonic plate, which move together at a rate of five to six centimetres (two to three inches) per year, is eventually likely to cause death and destruction in Padang “.
Pakar geologi Danny Hilman Natawidjaja meramalkan kekuatan gempa yang bakal terjadi antara 8.5 – 8.9 SR, lebih rendah dari kejadian tempo hari yaitu 7.6 SR. Hal penting lainnya dari ramalan para ilmuwan tersebut adalah dampak gempa terhadap kota Padang…. akan banyak bangunan yang roboh. Dan ternyata benar !
Dua minggu sebelum gempa terjadi, http://www.nextearthquake.com merilis ramalan gempa dengan lebih akurat mengenai waktu dan perkiraan skala kekuatan gempa.
Kota Padang yang berada di pesisir merupakan daerah yang ’rapuh’ dilihat dari kondisi tanahnya. Bagian bawah lapisan tanahnya merupakan lapisan pasir sehingga bila terjadi goncangan maka daya dukung terhadap tanah di atasnya akan hilang. Lapisan pasir berperilaku ‘ tak ubahnya cairan ‘ yang dikenal dengan istilah liquefaction mengakibatkan bangunan, terlebih bangunan bertingkat, akan amblas. Hotel Ambacang adalah bukti yang sekarang menjadi drama yang tiap hari tampil di media.
Gempa di Sumbar sudah diprediksikan sebelumnya. Teknologi untuk mengantisipasinya sudah ada. Mengapa seakan dibiarkan saja ?.
Agenda ke depan
Di Indonesia, gempa akan terus terjadi. Selain faktor geologi yang merupakan pertemuan 3 lempeng tektonik , juga karena gaya tarik Bulan terlihat dari fase peredaran Bulan (seperti Rilis dari website di atas menyertakan fase Bulan Baru dan Bulan Purnama sebagai waktu ‘rawan gempa’). Sudah menjadi takdir selama jutaan tahun, bahwa Indonesia menjadi daerah yang rawan bencana.
Hal penting yang perlu dipikirkan adalah bahwa kemampuan SDM kita untuk memahami gempa (termasuk meramalkan waktu) dan penguasaan teknologi dalam bentuk mitigasi akibat gempa (konstruksi bangunan, dll) tidak perlu diragukan. Intinya : akibat gempa itu bisa diminimalisasi. Korban jiwa bisa diredusir. Bangunan roboh bisa dihindari. Indonesia memiliki perangkat lengkap untuk mengelola gempa.
Ujung dari tulisan ini adalah apakah memang ada KEMAUAN untuk itu. Inilah agenda ke depan. Memulai penghargaan terhadap iptek, menstimuli segenap SDM yang terkait dengan hal ini sehingga rancangan bangunan dan tata kota bukanlah proyek jangka pendek yang dikerjakan secara sembrono, dan masih banyak celah lain. (detailnya akan menjadi pembahasan yang panjang).
Sebelum terlambat nantinya, ayat-ayat Al Qur’an yang lain berbicara mengenai sebuah bangsa yang telah di azab dan telah menjadi legenda untuk menjadi pelajaran bagi bangsa yang mau berfikir.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Pengikut